Selasa, 06 Agustus 2013

POSTPARTUM BLUES

 POSTPARTUM BLUES

Seorang ibu yang berada pada periode pascapartum mengalami banyak perubahan baik perubahan fisik maupun psikologi. Perubahan psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru melahirkan terbagi dalam tiga fase:
  • taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak bertanya dan bercerita tentang pengalamannya selama persalinan yang berlangsung 1 sampai 2 hari.
  • taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang berlangsung 4 sampai 5 minggu.
  • fase letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah perluasan dari dirinya, mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja mengurus hal-hal lain.
Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang terjadi perubahan psikologi yang abnormal. Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi tiga kategori yaitu postpartum blues atau kesedihan pascapartum, depresi pascapartum nonpsikosis, dan psikosis pascapartum.
Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan. Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurungdan mudah sakit. Keadaan ini sering disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak segera diatasi bisa berlanjut pada depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada bulan pertama setelah persalinan. Saat ini postpartum blues yang sering juga disebut maternity blues atau baby blues diketahui sebagai suatu sindrom gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.




Penyebab Postpartum Blues
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain:
  1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
  2. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
  3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
  4. Latar belakang psikososial ibu
  5. Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.

Gejala Postpartum Blues
Gejala – gejala postpartum blues tampak dari perubahan sikap seorang ibu yang baru melahirkan, antara lain: mudah tersinggung (iritabilitas), menangis dengan tiba-tiba, cemas yang berlebihan, mood yang labil, clouding of consciousness, gangguan selera makan, merasa tidak bahagia, tidak mau bicara, mengalami gangguan tidur, tidak bergairah khususnya terhadap hal-hal yang semula sangat diminatinya, sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan.

Asuhan Keperawatan Postpartum Blues
Asuhan dan dukungan yang lebih awal dari perawat sangat penting dalam membantu orang tua memahami bahwa kondisi postpartum blues hanya bersifat sementara. Asuhan Keperawatan yang diberikan kpada ibu yang mengalami postpartum blues bersifat holistik meliputi perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersamaan dengan melibatkan lingkungannya yaitu suami, keluarga dan juga teman dekat si ibu.

  1. Pengkajian: terhadap pasien postpartum Blues meliputi:
  • Kondisi Maternal. Meliputi faktor yang mempengaruhi perubahan peran setelah melahirkan seperti proses persalinan, kondisi bayi usia ibu, pengalaman ibu dengan persalinan sebelumnya, dan sosial ekonomi.
  • Postpartum blues. Mengobservasi gejala-gejala postpartum blues
  • Pemeriksaan tambahan. Meliputi latar belakang budaya ibu, tingkat kedewasaan ibu, tingkat pengetahuan ibu, tingkat kesesuaian antara harapan ibu dengan keadaan bayi, dukungan suami, mengobservasi perilaku kedekatan ibu dan bayi, sikap yang diperlihatkan bayi dan sikap yang maladaptif dari masa pascamelahirkan.

Diagnosa dan implementasi Keperawatan
Diagnosa keperawatan postpartum blues yaitu
1. Resiko tinggi ketidakefektifan koping individu berkaitan perubahan emosional yang tidak stabil pada ibu
Implementasi:
  • Berikan lingkungan yang mendukung
  • Berikan kesempatan yang adekuat kepada ibu untuk istirahat dan tidur.
  • Berikan ibu keringanan dalam merawat bayi
  • Berikan pendidikan kesehatan bagi pasangan klien atau orang yang sangat penting tentang perilaku yang diharapkan.
2. Resiko tinggi terganggunya psikologi ibu berkaitan dengan kegagalan dalam pendekatan antara ibu dan bayi.Implementasi:
  • Berikan kebutuhan ibu pada fase taking in; berikan kesempatan pada ibu untukmengekspresikan perasaan yang sedang dialaminya.
  • Libatkan ibu untuk berpartisipasi dalam merawat bayinya; tempatkan bayi dan ibu dalamruangan yang sama jika kondisinya memungkinkan.
  • Berikan asuhan keperawatan pada bayi jika ibu sangat kelelahan untuk berpartisipasi. Berikanpendidikan pada ibu berhubungan dengan cara perawatan fisik, teknik menyusui bayi, awasiaktivitas fisik ibu, diskusikan keadaan bayi yang normal dan cara berkomunikasi dengan bayi.
  • Lakukan follow-up kesehatan komunitas untuk mengidentifikasi risiko seperti sudah berusiatua, dukungan sosial yang tidak adekuat, kegagalan dalam merawat bayi.

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan penyebab, perjalanan dan penanganan postpartum blues.
4. Perubahan peran sebagai orang tua berhubungan dengan pengaruh komplikasi fisik dan emosional
Implementasi:
  • Berikan pendidikan kesehatan tentang postpartum blues pada ibu dan keluarga.
  • Berikan waktu untuk berinteraksi antara ibu dan bayi segera setelah proses kelahiran dankondisi bayi mengijinkan.
  • Berikan lingkungan yang mendukung untuk bertanya dan mengekspresikan perasaan.
  • Anjurkan lebih cepat dan sering kontak skin-to-skin dan eye-to eye antara ibu dan bayi .
  • Sediakan waktu yang cukup untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang kondisibayi mereka dan membantu mereka dalam perawatan.
  • Anjurkan orang tua untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi.Kembangkan pendekatan tim untuk mendukung dan memberikan semangat yang positifterhadap interaksi ibu dan bayi.





DAFTAR PUSTAKA


Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku Ajar: Keperawatan Maternitas (ed 4). Jakarta: EGC.

Cunningham, F.G. dkk.(2005). Obstetri Williams (edisi 21). Jakarta: EGC

Matson, S. & Smith, J.E. (2004). Core Curriculum Maternal – Newborn Nursing (3rd edition). USA: Eilsevier Saunders.

Reeder, S.J., Martin, L.L. & Koniak- Griffin, D. (1997). Maternity Nursing: Family, Newborn, and Women’s Health Care (18th ed). Philadelphia: Lippincott.

Walsh, L.V. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Senin, 05 Agustus 2013

Ketuban Pecah Dini

KETUBAN PECAH DINI (KPD)
A.    Pengertian
Ketuban pacah dini atau sponkaneous/ early/ premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum partu : yaitu bila pembukaan pada primigravida dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm (Rustam Mochtar, 1998)
Ketuban pecah dini dikatakan bila terjadi pada waktu persalinan, sedang pembukaan masih kecil (Departemen Kesehatan Republik Indonesia)
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. ( Sarwono Prawirohardjo, 2002)
B.     Penyebab Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena kurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atu oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
Penyebab Ketuban Pecah Dini mempunyai dimensi multifaktoral yang dapat dijabarkan sebagai berikut (Manuaba, 1998) :
1.      Serviks inkompeten
2.      Ketgangan rahim yang berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion
3.      Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang.
4.      Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAD, sefalopelvik disproporsi.
5.      Kelainan bawaan dari selaput ketuban
6.      Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
C.    Patofisiologis
Banyak teori, mulai dari defek kromosom, kelainan kolagen, sampai infeksi.
Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%).
High virulence : bacteroides. Low virulence : lactobacillus. Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblas.
Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion / amnion, menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :
1.      Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi
2.      Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
D.    Dasar-Dasar Diagnosa
Diagnosa ketuban pecah dini tidak sulit ditegakkkan dengan keterangan terjadi pengeluaran cairan mendadak disertai bau khas, selain keterangan yang disampaikan dapat dilakukan bebrapa pemerikasaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar adalah air ketuban, diantaranya tes ferning dan nitrozine tes.
Langkah-langkah pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa tetuban pecah dini dilakukan :
1.      Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, vernik kaseosa, rambut lanugo, atau bila telah terinfeksi berbau.
2.      Pemeriksaan speculum : lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servisis dan apakah ada bagian yang sudah pecah.
3.      Menggunakan kertas lakmus : bila menjadi biru (basa) berarti air ketuban, bila menjadi merah (asam) berarti air kemih (urin)
4.      Melakukan pemeriksaan PH forniks pada posterior pada PROM (air Ketuban)
5.      Melakukan pemeriksaan histopatologi air (ketuban)
E.     Pengaruh Ketuban Pecah Dini
1.      Terhadap janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala infeksi, tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi sebelum gejala pada ibu dirasakan, Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.
2.      Terhadap ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas) dan peritonits. Ibu Akan merasa lelah karena terbaring ditempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi
F.     Penanganan
Konservativ
1.      Rawat di rumah sakit
2.      Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atauban masih  eritromisin bila tak tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
3.      Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4.      Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif : beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5.      Jika usia kehamilan 32-37 minggu , sudah inpartu tidak adainfeksi berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam.
6.      Jika usia kehamilan 32-37 minggu ada infeksi beri tokolitik dan lakukan induksi
7.      Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin)
8.      Pada usia kehamilan 32-34 mingu berikan steroid, untuk memacu kamatangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesithin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
Aktif
1.      Keamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal SC. Dapat pula diberikan misoprostol 50 µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
2.      Bila tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, i persalinan diakhiri :
a.       Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
b.      Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Gejala Serangan Penyakit Jantung Pada Wanita

Sebenarnya wanita lebih berisiko terkena serangan penyakit jantung dibanding pria. Namun pada kenyataanya kasus serangan jantung lebih banyak menimpa para pria. Kenali tanda dan gejalanya sebelum terlambat.
Jantung merupakan salah satu organ vital yang penting untuk dijaga kesehatannya. Mereka, (wanita pada khususnya) yang mengalami atau menderita penyakit jantung, umumnya disebabkan karena kurangnya pasokan oksigen ke jantung, sehingga jantung tak berfungsi dengan baik.

Penyakit Jantung Pada Wanita
Kebiasaan buruk yang sering tidak kita sadari, terutama pola makan, sangat berpengaruh pada gangguan kesehatan jantung. Ini bukan penyebab tunggal. Masalah pada jantung juga dipicu kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga dan stres berkepanjangan.
Terlebih lagi pada wanita perokok, gangguan kesehatan jantung lebih berpotensi. Ini karena ketidakstabilan hormon estrogen dalam tubuh akibat paparan zat nikotin. Padahal, estrogen merupakan horom penangkal penyakit jantung.

Penyakit yang paling sering terjadi adalah serangan jantung. Dalam laporan Prevention, setiap tahunnya selalu ditemukan data bahwa wanita meninggal dunia karena serangan jantung. Artinya, wanita memang lebih berisiko terkena serangan jantung dibandingkan pria.

A. Gejala Penyakit Jantung Pada Wanita


Sebagai silent killer, pada dasarnya penyakit ini juga mengeluarkan sinyal-sinyal yang tanpa disadari dapat membantu Anda untuk mendeteksinya sejak dini. Selebihnya, kenali gejala-gejalanya berikut ini seperti dikemukakan Dr John F Knight dalam bukunya yang berjudul "Family Medical care"

1. Sering Kelelahan
Faktor pekerjaan atau berolahraga berat menjadi salah satu munculnya rasa lelah. Akan tetapi ketika Anda beraktivitas fisik ringan kemudian mudah lelah, hal ini patut diwaspadai. Sekitar 70 persen ini merupakan gejala awal dari penyakit jantung, akibat kurangnya oksigen menuju jantung.

2. Nyeri Ringan
Pada kondisi ini nyeri bukan hanya terjadi di bagian jantung. Rasa nyeri ini dapat terjadi di bagian lain, seperti tulang dada, punggung bagian atas, bahu, leher, dan bagian tak terduga: rahang.

3. Berkeringat tanpa Aktifitas
Tangan atau bagian tubuh berkeringat kerap dikaitkan dengan gangguan jantung. Benar saja. Ketika Anda tak melakukan kegiatan yang menguras keringat atau mendadak berkeringat, waspadalah! Ini merupakan salah satu indikasi penyakit jantung yang juga ditandai dengan wajah yang memucat.

4. Pusing dan Mual
Kondisi ini sering dirasakan pada sekitar 39 persen wanita yang mengalami gangguan pencernaan. Jika sudah parah, Anda tak hanya mengalami pusing atau sakit di bagian kepala saja, melainkan Anda dapat pingsan karena tak kuat menahan sakit.

5. Sesak Napas
Hampir 58 persen wanita mengalami ketidakmampuan mengatur pernapasan mereka. Ini dapat disebabkan karena rasa lelah yang berlebihan mengeluarkan emosi, berjalan kaki menaiki tangga, atau usai beraktivitas berat.

6. Susah Tidur atau Insomnia
Inilah yang menyebabkan meningkatnya penyakit jantung koroner pada wanita. Kondisi sulit tidur atau insomnia ini dialami oleh sekitar 48 persen wanita, dan akan berlangsung selama beberapa bulan. Tak hanya itu, kualitas tidur yang lama juga tak cukup membantu Anda untuk tidur nyenyak.

7. Rasa Cemas yang Berlebihan
Tubuh akan memberikan sinyal bahwa Anda sedang dalam kondisi cemas. Hal ini bisa saja terjadi karena faktor psikologis seseorang, seperti stres contohnya. Kondisi ini memicu serangan jantung yang mendadak.

B. Gejala Serangan Jantung Pada Wanita


Di Indonesia, penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian terbesar kaum pria. Tetapi, bukan berarti perempuan tidak bisa terkena penyakit ini. Ada beberapa gejala paling umum yang menandai terjadinya serangan jantung seperti rasa sesak di dada, nyeri, dan pusing. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah gejala serangan jantung pada laki-laki dan perempuan sama? Jawabannya, tidak!

Dr Larry Weinrauch mengatakan, pada dasarnya, sangat sedikit perempuan pra menopause yang mengalami serangan jantung. Terkecuali, jika mereka merokok, diabetes, atau mengonsumsi pil KB untuk jangka waktu yang panjang. Akan tetapi, lanjutnya, merokok masih menjadi faktor risiko terbesar terkait serangan jantung pada perempuan.

Berikut ini adalah gejala-gejala yang harus diwaspadai akan munculnya serangan jantung pada perempuan, seperti yang dipaparkan oleh Weinrauch:

• Mual dan muntah yang tidak akan berhenti
• Sesak napas (tapi tidak mendesah) atau terutama jika anda terbangun di malam hari
• Dada terasa tidaknyaman yang dimulai dari bagian belakang tulang dada dan menjalar ke bahu atau lengan, leher, rahang.
• Ketidaknyamanan di rahang bawah
• Ketidaknyamanan di punggung atas terutama jika terjadi hanya dengan tenaga atau tidak akan pergi
• Ketidaknyamanan di dada atau punggung yang terjadi ketika makan banyak
• Tiba-tiba jantung berdetak sangat cepat bersamaan dengan denyut nadi
• Tiba-tiba hilang kesadaran
• Fisik tidak mampu melakukan pekerjaan rumah tangga biasa

C. Faktor Risiko Penyakit Jantung


Lantas, siapa yang paling berisiko mengalami gejala ini? Intinya adalah, semakin banyak faktor risiko yang Anda miliki, maka semakin besar risiko Anda menendapatkan serangan jantung, seperti misalnya:

• Berhenti menstruasi
• Merokok
• Riwayat keluarga penyakit jantung sebelum usia 60 tahun
• Tekanan darah tinggi (hipertensi)
• Diabetes
• Obesitas
• Kolesterol tinggi

Jantung merupakan organ yang fungsinya sangat vital bagi tubuh. Oleh karena itu menjaga kesehatan jantung sangatlah penting. Mulailah sayangi jantung anda dengan membiasakan pola hidup sehat dan kenali gejal-gejala awal penyakit jantung.
Share on: Twitter, Delicious, Digg, Reddit, LintasMe
Gejala Serangan Penyakit Jantung Pada Wanita
Writed by Dr. Dadan Harjana